Minggu, 07 Juli 2013

Sejarah Gereja Betani Sindulang Singkil

SEJARAH  JEMAAT BETANI SINDULANG  SINGKIL.


BAB  I
PENGANTAR  SEJARAH

          Jemaat  Bethani Singkil Sindulang adalah persekutuan orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus, yang bertempat tinggal di wilayah yang bernama Singkil dan Sindulang. Tempat ini berada di tepi muara sungai Tondano dan juga dekat dengan pesisir pantai, terutama Sindulang. Sindulang sudah ada sejak abad XIV dan mempunyai penduduk yang umumnya datang dari Kepulauan Sangihe dan talaud serta Maluku Utara. Karena berbagai alasan sebagai pendatang tersebut tinggal ditepi pantai dan rumah-rumah darurat yang biasa disebut DASENG (istilah dalam bahasa Sangihe yang artinya Pondok). Setelah kawin dan menetap di Sindulang mereka kemudian menganggap diri mereka sebagai penduduk asli Sindulang.
          Dalam reorganisasi pemerintahan walak-walak pada tahun 1830 di Manado dijadikan satu distrik yang disebut distrik Manado dengan ibu negerinya Sindulang. Pemimpin Walak waktu itu disebut Tua Lokon atau Ukung Wangko. Tanggal 7 Juni 1884 No. 12 (N. Graafland : 61) dikeluarkan bosluit Gubernur Jendral  menganai penggabungan antar disktrik Manado dengan dengan distrik Ares, klabat bawah. Negeri Baru hasil penggabungan disebut distrik manado dengan ibunegerinya Tikala Ares. Distrik Manado dengan ibunegerinya Tikala Ares meliputi bekas kerajaan Manado kemudian menjadi daerah kekuasaan walak Manado. Perkampungan dalam lingkungan distrik Manado ialah Sindulang  dan sebagian pesisir pantai daerah Tuminting, seluruh perkampungan Manado Tua, Bunaken, Mantehage, Nain, Siladen, Gangga, Talise.
          Dengan demikian Manado pada waktu itu hanya terdiri dari dua distrik yaitu Distrik Manado dan Bantik.


       


BAB  II
MASA SEBELUM BERDIRINYA GMIM


1.     MASA VOC
          Gereja di Minahasa seperti halnya juga dengan daerah lain di Tanah Air, seperti Maluku, Timor dan Sangihe Talaud dimulai dan berkaitan dengan adanya VOC Kerk (Gereja Kompeni Hindia Belanda). VOC Kerk berlangsung dari Tahun 1602 setelah raja Wilhem I membentuk Indische Staets Kerk (Gereja Protestan). Bahkan sebernanya penginjilan untuk daerah Minahasa telah dimulai oleh kedatangan Imam Diogode Magelhaes (Portugis) tahun 1563 pada bulan Mei di Manado atau Sindulang yang adalah ibunegrinya.
Dengan kedatangannya itu Imam Dioge juga membaptis raja Posuma dari Siau dan raja Kinalang Damopolii raja Minahasa bersama 1500 orang lainnya. Baptisan ini dilaksanakan dimuara Sungai Tondano (Sindulang).
Pada tahun 1675 sampai dengan tahun 1800 VOC dengan pendeta-pendetanya mulai memimpin kebaktian. Di Manado pada waktu itu sudah ada sekitar lima ribu orang kristen yang dilayani oleh Pdt. Ds. MONTANES sebagai pendeta Belanda pertama yang datang di Manado. Sekitar Tahun 1663 mereka mengadakan kebaktian dengan menggunakan bahasa Melayu antara lain di manado, Ares, Bantik dan klabat. Tahun 1674 didirikan satu Gereja dan sebuah sekolah dengan murid sebanyak 25 orang dan guru sebanyak 2 orang.
Antara Tahun 1789 sampai dengan 1817 VOC mulai bubar dan gereja dialihkan pada pemerintahan Belanda. Masa peralihan itu berlaku mulai tahun 1800 sampai dengan tahun 1831 dan selama masa itu tidak ada pelayanan rohani, walaupun pada tahun 1817 Joseph Kam yaitu Rasul dari maluku datang mengunjungi Minahasa.
Pada tahun 1819 oleh De Lanting memulai penginjilan kembali di daerah Manado dan Minahasa, sehingga pada tahun 1822 mengutus penginjil yang bernama Lamert Lamore. Pada tahun 1826 Daniel Muler di tugaskan di Manado, tanawangko dan Lamert Lamore  di tugaskan di kema. Kedua mereka meninggal di Manado.
Pada masa N.Z.G  (Nederlands Zendelinggenootschap)  mengutus dua orang ke Indonesia yakni JOHANIS FRISDRICH RIEDEL dan JOHANIS GODLIES SWARCH. Mereka tiba di Manado pada tanggal 12 Juni 1831, kemudian tanggal 14 Oktober 1831 RIEDEL ke Tondano dan SWARCH ke Langoan.

2.      MASA INDISCHE KERK
     Gereja Bethani Singkil Sindulang yang teritorial jemaatnya adalah lokasi dari peristiwa pembaptisan di tahun 1563 oleh Peter Diedo De Magelhaes adalah merupakan akar kekristenan awal jemaat ini dan juga menjadi tonggak sejarah perjalanan Injil Kristus di Sulawesi Utara.
Sekitar Tahun 1731 mulai dibentuk jemaat-jemaat diantaranya adalah JEMAAT BETHANIE SINGKIL SINDULANG yang dalam pelayanannya kemudian termasuk dalam daerah pelayanan yang berpusat di gereja CENTRUM Manado.
Jemaat Bethani Singkil Sindulang merupakan daerah pusat peribadatan yang mempunyai wilayah pelayanan dari Bengkol  sampai dengan Kombos. Tempat yang dipakai sebagai tempat untuk beribadah adalah gedung sekolah dasar IV Manado (Govermen School) yang terletak di depan kantor Perwakilan Sangihe Talaud sekarang.
Pada tanggal 26 Pebruari 1891 di jemaat Bethani Singkil Sindulang dibaptis sebanyak 83 orang.
Bangunan pertamanya Gereja Betani Singkil Sindulang berdiri di tahun 1903 masa pendeta Hendrik Sinaulan di rumah Hukum Besar Mandagi (sekarang Kantor Perwakilan Sangihe Talaud). Gereja ini menjadi salah satu pusat Paroki pelayanan yang mewilayahi kawasan Utara dari 3 paroki di distrik (Rayon) Manado, sejak berdirinya Gereja Protestan Belanda di tanah Minahasa.
Majelis Gereja (Krekraadsladen) waktu itu a.l :
-         Bpk. Ferdinandus                          (Wakmester Sindulang)
-         Bpk. A.J. Mohede                          (ex Raja Siau)
-         Bpk. Ticoalu                                    (ex Hkm Besar Distrik Bantik)
-         Bpk. P. Mamansage                      (Procoreue/Pengacara)
-         Bpk. J. Gontha                                (Kepala Sekolah)
-         Bpk. Lasarus Meyer
-         Bpk. A Kapugu                                (Hukum Tua Singkil)
-         Bpk. S. Abutha N
-         Bpk. Daniel Takaendengan
-         Bpk. Pieter Tangkilisang
-         Ibu. G. Tangkilisang Supit
-         Bpk. Lumangken
-         Bpk. N. Selang
-         Bpk. Lasedu
-         Bpk. A. Makanoneng

Ditambah dengan 3 Guru Jemaat Yakni :
-         Bpk. J. Sasuwe
-         Bpk. R.M. Macpal
-         Bpk. Nicalos Sumengkeng

Ditahun 1927 dilakukan persiapan-persiapan untuk pembangunan Gedung Gereja  Bethani Sindulang Singkil yang permanen. Pembangunan ini disponsori oleh Pemuda Jemaat (PSM) dan melakukan aksi pengumpulan dana  dengan menyewa Bioskop milik Tuan Bulegraaf. Pada tahun 1928 dilakukan peletakan Batu pertama Pembangunan Gedung Gereja di Tempat yang ada Sekarang. Pembangunan Gedung gereja selesai pada tahun 1930 dan dilakukan pentahbisan oleh Pdt. A.Z.R  WENAS.
Pdt. Hendrik Sinaulan memimpin jemaat Betani Singkil Sindulang dari tahun 1903 sampai 1930 (30 Tahun melayani Jemaat Bethani).
       Sesudah Pendeta Sinaulan, jemaat Bethani Singkil Sindulang dilayani oleh Pendeta R.N. Rogahang sampai tahun 1934. Pada tanggal 30 September 1934 berakhirlah pelayanan Gereja de Minahasiche Kerk menjadi gereja Masehi Injili di Minahasa. Untuk kepentingan jemaat Bethani Singkil Sindulang maka diangkatlah Bapak Firon A. Madau menjadi guru jemaat.



        
BAB  III
MASA SETELAH BERDIRINYA GMIM

I.          Masa Pelayanan Tahun 1941 – 1951
       Masa ini adalah masa pendudukan Jepang mendekati masa perang dunia II. Gereja dikala itu dilayani oleh Pdt. H. SINAULAN untuk yang kedua kalinya. Ia lahir di Manado tanggal 9 Desember 1875 dan meninggal dunia tanggal 8 Nopember 1960 di usia 85 tahun. Ia melayani Jemaat Bethani Singkil  Sindulang selama 30 tahun dan merupakan Pendeta yang terlama melayani Jemaat bethani Singkil Sindulang.
Tahun 1947 s/d 1951 Jemaat Bethani Singkil Sindulang di pimpin oleh Pdt. TERTIUS A. MOHEDE dan Tahun 1947 Pdt. ROBERT NICOLAS ROGAHANG membantu melayani jemaat Bethani Singkil Sindulang. Ia Lahir di Ratahan tanggal 6 Oktober 1883 dan dikenal sebagai pendeta Merah Putih, karena dimasa pendudukan Belanda dia melayani penjara-penjara dengan tidak mementingkan Kerajaan Balanda, namun memberikan kekuatan, penghiburan bagi tahanan-tahanan Belanda waktu itu.

II.       Masa Pelayanan 1951 – 1973
       Pada tanggal 1 Maret 1951 Pdt. HENDRIK DANDEL ditempatkan di jemaat Bethani Singkil Sindulang. Ia lahir di Kanawang Ondong Siau tanggal 3 Maret 1905. Di tahun 1932 Ia lulus di Sekolah Theologia STOVIL. Pdt. H. Dandel dianugerahkan penghargaan oleh GMIM karena kerajinan dan kesetiaan dalam melayani. Di tahun 1955 ditawarkan untuk dipindahkan ke Ujung Pandang dan tahun 1960 ke Surabaya, namun semua tawaran itu ditolaknya karena ia lebih cinta untuk melayani jemaat Bethani Singkil Sindulang. Pdt. H. Dandel melayani jemaat Bethani Singkil Sindulang selama 22 tahun.
       Pada tahun 1951 dimasa pelayanannya diadakan perluasan bangunan gedung Gereja yang tadinya hanya menampung 200 orang menjadi bertambah luas hingga dapat menampung 400 orang yang selesai dibangun dan ditahbiskan pada tahun 1954
Pada tahun 1963-1965, Pdt. W.A. Dumais diperbantukan sebagai Pendeta pelayanan di jemaat Bethani Singkil Sindulang dan kemudian di tahun 1966 Sinode menepatkan Pdt. TRIPOSA DAUHAN selama satu tahun dan 1967 menempatkan Pdt. A.H.S LENGKONG.
Tahun  1966-1968 muncul pemikiran dari anggota jemaat yang menghendaki peningkatan pelayanan namun tidak dapat diterima oleh beberapa anggota jemaat. Akibatnya sekitar 30 KK di Kolom 7 memisahkan diri dan menamakan kelompok EBEN HEAZER yang kemudian diterima oleh Pdt. J.J. ROTTI (Ketua jemaat Centrum) sebagai anggota jemaat Centrum di Kolom 12c. Tahun 1968 terjadi hal yang sama pula di kolom 5 dibawah pimpinan Pnt. FRANS  HOWAN dan Syamas R.G. Mandagi. Namun akhirnya di tahun 1969 kedua kelompok tersebut kembali bergabung dengan jemaat bethani Singkil Sindulang. Pada tahun 1973 tanggal 15 September Pdt. Dandel meningggal dunia dan jabatan ketua jemaat dipegang oleh Bpk. A. Tamara.

III.     Masa Pelayanan Tahun 1974 – 1983
       Tahun 1974 ketua jemaat Bethani Singkil Sindulang diserah terimakan dari pejabat Ketua Bapak A. Tamara kepada Pdt. D.M.V. KANDIJOH yang pada waktu itu  jemaat Bethani Singkil Sindulang mempunyai 26 kolom dan kemudian 3 kolom didewasakan menjadi satu jemaat yang Otonom yakni Jemaat GMIM Damai BUKIT MORIA.
       Pada tanggal 29 Juli 1975 diadakan serah terima jabatan Ketua dari Pdt. D.M.V. KANDIJOH kepada Pdt. W. DUMAIS, STh.

IV.  Selanjutnya..........Masa 1983-1988

V.                 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar